AYAH ADA, AYAH TIADA @yulindaashari . Setelah viralnya kasus Reynhard Sinaga, beberapa praktisi psik
AYAH ADA, AYAH TIADA @yulindaashari . Setelah viralnya kasus Reynhard Sinaga, beberapa praktisi psikologi mulai mengaitkannya kembali dengan ketiadaan peran ayah dalam pengasuhan atau biasa disebut fatherless. Meski tentu tak sepenuhnya benar, tapi fatherless ini memang perlu menjadi concern kita karena berdampak cukup banyak pada psikologis anak di kemudian hari. . Dulu saat saya mengobrol dengan anak-anak di bawah umur yang melakukan tindak kriminal (pembegalan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan) di Panti Sosial Anak Berhadapan Hukum, hampir semuanya mengaku tidak dekat dengan ayahnya. Entah itu karena ayahnya telah meninggal, ayahnya bersikap kasar, atau jarang sekali mengobrol dengan ayah di rumah. . Sejak bertahun lalu, fatherless memang menjadi salah satu masalah yang cukup besar di negara ini, dengan atau tanpa disadari. Bahkan, Indonesia digadang-gadang sebagai salah satu fatherless country di dunia. Hal ini banyak terjadi karena anggapan yang sudah cukup mengakar di negara kita, bahwa tugas ayah hanyalah bekerja dan mencari nafkah, sedangkan tugas pengasuhan sepenuhnya dilakukan ibu. Akhirnya, banyak anak menjadi “yatim” sebelum waktunya, ayahnya ada, tapi seolah tak ada dan tak berperan banyak dalam pengasuhan. . Padahal kelak, ayahlah yang akan pertama kali dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah terkait pengasuhan anak. Padahal, percakapan ayah dan anak di dalam Al-Qur'anpun jauh lebih banyak disebutkan dibanding percakapan ibu dan anak. . Jika ayah masih bingung harus melakukan apa, beberapa hal sederhana ini bisa dilakukan. Saat anak masih bayi, terlibatlah dalam hal memandikan bayi, mengganti popok, menyuapi, menggendong dan membantu menenangkan saat menangis, mengajak bermain, bercanda, mengobrol, atau sekadar membaca Al-Qur'an di depan bayi.Saat anak sudah cukup besar, milikilah waktu khusus setiap harinya untuk mengobrol dengan anak-anak, atau bisa jadwalkan setidaknya satu kali sehari untuk makan bersama keluarga, lalu ciptakan suasana yang hidup dan hangat bersama istri dan anak-anak. . Tentu para ayah bisa berteladan pada sebaik-baik teladan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Beliau yang memiliki agenda dakwah luar biasa padat bahkan harus berperang, adalah sosok yang sangat dekat dan dicintai oleh anak-anak serta cucunya. Lalu jika ada ayah yang mengatakan bahwa ia sangat sibuk bekerja untuk menafkahi anak istri, tapi tidak memiliki waktu untuk bersama mereka, maka ada hal keliru yang harus diluruskan kembali. . Ayah, pulanglah. Anak-anak dan istrimu bukan hanya sekadar butuh harta, mereka juga butuh dirimu untuk bercengkrama dan bercanda ria. Sungguh kehidupan yang sederhana namun hangat penuh canda, jauh lebih berharga bagi jiwa, dibanding memaksakan untuk bermewah-mewah namun jadi menghilangkan peranmu di rumah.. -- source link
#indastory#30haribercerita#30hbc2008